tag:blogger.com,1999:blog-642112180679556992023-11-16T13:50:19.745+07:00PUSKESWAN PANDEGLANGPusat Kesehatan Hewan PandeglangUPT.PUSKESWAN.PDGhttp://www.blogger.com/profile/05304976640088111718noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-64211218067955699.post-4507072269455833272011-04-01T12:23:00.002+07:002011-04-01T12:38:46.215+07:00ANTRAKS (Radang Limpa)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: center;"><span style="background-color: white; color: blue;">APAKAH ANTRAKS ITU?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Antraks adalah penyakit infeksius dan menular pada hewan yang disebabkan oleh bakteri <em>Bacilllius anthracis</em> yang membentuk spora. Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan penderita ke manusia, sehingga digolongkan sebagai penyakit zoonosa atau zoonosis.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Spora pada bakteri berfungsi sebagai alat perlindungan bakteri tersebut dari pengaruh lingkungan yang tidak sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Spora bakteri antraks dapat ditemukan pada tanah, bulu, wol, kulit, debu, tepung tulang. Spora tersebut dapat bertahan selama 60 tahun di dalam tanah kering.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><br />
</span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: blue;">HEWAN APA YANG DAPAT TERSERANG?</span></div><span style="color: black;">Antraks dapat menyerang hewan berdarah panas, seperti pemamah biak atau ruminansia (kambing, domba, sapi, kerbau, rusa, kuda, babi hutan, burung onta dan satwa liar.</span><br />
<span style="color: black;"><br />
</span><br />
<div style="text-align: center;"><span style="color: blue;">BAGAIMANA MANUSIA DAPAT TERTULAR ANTRAKS?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Manusia dapat terular antraks melalui :</span></div><ol style="text-align: left;"><li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Kontak antara luka pada kulit dan hewan atau produk hewan yang mengandung spora bakteri antraks (<em>agricultural anthrax</em>)</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Saluran pernafasan akibat terhirupnya spora bakteri antraks ke dalam saluran pernafasan saat menangani prosuk hewan seperti kulit, bulu dan wol yang mengandung spora. <em>(industrial anthrax)</em></span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Saluran pencernaan akibat memakan pangan asal hewan yang mengandung spora bakteri Antraks.</span></div></li>
</ol><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><br />
</span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: blue;">BAGAIMANA GEJALA PENYAKIT PADA HEWAN</span></div><ol style="text-align: left;"><li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Gejala yang bersifat perakut (sangat cepat) terjadi sangat mendadak dan segera diikuti kematian. Gejala berupa sesak nafas, gemetar kemudian hewan rebah. Kadang terdapat gejala kejang. Pada sapi, kambing dan domba mungin terjadi kematian yang mendadak tanpa menunjukan gejala penyakit terlebih dahulu.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Gejala yang bersifat akut (cepat) pada sapi, kambing, domba dan kuda antara lain demam (suhu tubuh dapat mencapai 41,5 derajat celcius), gelisah, sesak nafas, kejang dan diikuti dengan kematian. Kadang sesaat sebelum kematian keluar darah berwarna kehitaman yang tidak membeku dari lubang-lubang kumlah (lubang hidung, mulut, telinga, anus dan alat kelamin). Pada kuda dapat terjadi nyeri perut (kolik), diare berdarah, bengkak daerah leher, dada, perut bagian bawah dan alat kelamin bagian luar.</span></div></li>
</ol><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><br />
</span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: blue;">BAGAIMANA GEJALA PENYAKIT PADA MANUSIA?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Gejala klinis pada manusia terdapat 3 (tiga) bentuk, yaitu: </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) bentuk kulit (kutan)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) bentuk pernafasan</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(3) bentuk pencernaan (gastrointestinal)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><u><span style="color: red;">Bentuk Kulit</span></u></div><ul style="text-align: left;"><li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Bersifat local, timbul bungkul merah pucat (karbungkel) yang berkembang jadi kehitaman dengan cairan bening berwarna merah. Bungkul dapat pecah dan terjadi korang. Bungkul berikutnya mencul disekitarnya. Jaringan di sekitar bungkul tegang, bengkak dengan warna merah tua pada kulit sekitarnya.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Jika diobati, penyakit akan berlanjut lebih parah dan dapat menyebabkan kematian (akibat <em>septicemia</em>)</span></div></li>
</ul><div style="text-align: justify;"><u><span style="color: red;">Bentuk Pernafasan</span></u></div><ul style="text-align: left;"><li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Sesak nafas di daerah dada, batuk</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Demam (tidak terlalu tinggi)</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Dapat menyebabkan kematian jika menderita kekurangan oksigen akibat sesak nafas yang hebat (<em>dyspnoe</em> disertai <em>sianosis</em>)</span></div></li>
</ul><div style="text-align: justify;"><u><span style="color: red;">Bentuk pencernaan</span></u></div><ul style="text-align: left;"><li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Nyeri dibagian perut</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Demam</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Jika tidak diobati, dapat menyebabkan kematian (akibat <em>septicemia</em>)</span></div></li>
</ul><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><br />
</span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: blue;">BAGAIMANA CARA PENANGGULANGAN ANTRAKS?</span></div><ol style="text-align: left;"><li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Penyembelihan hewan dilaksanakan di rumah pemotongan hewan (RPH) resmi dibawah pengawasan pemerintah.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum penyembelihan atau pemeriksaan <em>antemortem</em> dan pemeriksaan kesehatan daging/atraks, jeroan dan kepala setelah penyemebelihan atau pemeriksaan <em>postmortem</em> oleh dokter hewan atau paramedis kesehatan hewan di bawah pengawasan dokter hewan pada proses penyembelihan hewan</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Hewan yang demam tinggi dan sakit jangan disembelih. Hanya hewan yang sehat (berdasarkan pemeriksaan <em>antemortem</em>) yang boleh disembelih terutama di daerah endemis Antraks.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Hewan penderita Antraks harus diisolasi, tidak kontak dengan hewan sehat lainnya, ditangani dan diawasi oleh dokter hewan atau paramedis kesehatan atau petugas yang berwenang. Peralatan dan kandang yang kontak dengan hewan sakit harus didesinfeksi.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Hewan penderita antraks dilarang disembelih</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Hewan yang mati karena antraks harus segera dimusnahkan dengan cara membakar atau dikubur dalam-dalam. Seluruh peralatan dan kandang dimusnahkan (dibakar) atau didesinfeksi.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Orang yang kontak dengan hewan sakit dan hewan yang mati akibat antraks harus benar-benar memperhatikan hygiene pribadi dan sanitasi lingkungan.</span></div></li>
</ol><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><br />
</span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: blue;">APAKAH PERAN MASYARAKAT ?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Peran dan kepedulian masyarakat dalam pengendalian dan penanggulangan Antraks sangat penting. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat antara lain :</span></div><ol style="text-align: left;"><li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Peternak mengawasi kondisi kesehatan hewannya. Di daerah endemis, ternak perlu divaksinasi secara rutin.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Masyarakat melaporkan kepada petugas Dinas Peternakan atau Dinas yang membidangi fungsi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) jika mengetahui ada hewan penderita Antraks dan pemotongan hewan di luar RPH, terutama jika diketahui adanya penyembelihan hewan sakit atau demam tinggi.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pembentukan kader masyarakat untuk berpartisipasi dan melaksanakan pengawasan penyembelihan hewan.</span></div></li>
</ol></div>UPT.PUSKESWAN.PDGhttp://www.blogger.com/profile/05304976640088111718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-64211218067955699.post-1431451273290415382011-03-31T11:03:00.000+07:002011-03-31T11:03:37.374+07:00RABIES (Penyakit Anjing Gila)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="color: purple;"><strong><u>APA YANG DIMAKSUD DENGAN RABIES ?</u></strong></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span style="color: #0b5394;">Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit hewan menular, disebabkan oleh virus dan bersifat akut serta menyerang susunan syaraf pusat hewan berdarah panas maupun manusia.</span></div><br />
<span style="color: purple;"><strong><u>MENGAPA RABIES SANGAT DITAKUTI ?</u></strong></span><br />
<ul style="text-align: left;"><li><div style="text-align: justify;"><span style="color: #0b5394;">Rabies bersifat zoonosis artinya penyakit tersebut dapat menular dari hewan ke manusia, sangat berbahaya dan belum ada obatnya.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: #0b5394;">Apabila gejala klinis penyakit sdh timbul, maka tidak akan ada obat penyembuhan dan selalu diikuti dengan kematian, baik pada hewan maupun manusia.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: #0b5394;">Akibat penyakit rabies sangat memilukan hati dan merupakan luka masyarakat Indonesia yang tak tersembuhkan.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: #0b5394;">Tetapi penyebaran penyakit dapat dicegah melalui kegiatan vaksinasi rutin hewan menular rabies (HPR) dan penanganan awal saat korban menderita gigitan HPR di daerah endemis rabies.</span></div></li>
</ul><br />
<span style="color: purple;"><strong><u>HEWAN APA YANG DAPAT MENULARKAN?</u></strong></span><br />
<span style="color: #0b5394;">Semua hewan berdarah panas dapat tertular rabies. Anjing, kucing dan Kera/Monyet di Indonesia berpotensi menularkan rabies kepada manusia. Kasus gigitan HPR yang terjadi adalah 90% oleh anjing, 6% kucing, 3% kera 1% kelelawar, rubah dll. Oleh karena itu anjing menjadi obyek utama kegiatan pemberantasan Rabies, termasuk kucing dan kera.</span><br />
<br />
<span style="color: purple;"><u><strong>BAGAIMANA CARA PENULARAN RABIES...????</strong></u></span><br />
<span style="color: #0b5394;">Virus Rabies masuk kedalam tubuh manusia atau hewan melalui :</span><br />
<ul style="text-align: left;"><li><span style="color: #0b5394;">Luka gigitan oleh hewan penderita Rabies</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Luka yang terkena air liur hewan penderita Rabies.</span></li>
</ul><br />
<span style="color: purple;"><u><strong>BAGAIMANA TANDA-TANDA RABIES PADA HEWAN ...?</strong></u></span><br />
<span style="color: #0b5394;">Ada dua macam gejala rabies yaitu rabies ganas dan rabies tenang.</span><br />
<div style="text-align: left;"><span style="color: #0b5394;"><span style="color: purple;"><em>Tanda-tanda Rabies ganas </em></span>:</span></div><ul style="text-align: left;"><li><span style="color: #0b5394;">Tidak lagi menurut perintah pemilik</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Air liur berlebihan.</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Hewan menjadi ganas menyerang atau menggigit apa saja yang ditemui dan ekor dilengkungkan dibawah perut diantara dua paha.</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Kejang-kejang kemudian lumpuh, Biasanya mati setelah 4-7 hari sejak timbul gejala, atau paling lama 14 hari setelah penggigitan.</span></li>
</ul><span style="background-color: white; color: purple;"><em>Tanda-Tanda rabies tenang :</em></span><br />
<ul style="text-align: left;"><li><span style="color: #0b5394;">Bersembunyi ditempat gelap dan sejuk</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Kejang-kejang berlangsung singkat bahkan sering tak terlihat</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Kelumpuhan, tidak mampu menelan, mulut terbuka dan air liur keluar berlebihan</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Kematian terjadi dalam waktu singkat.</span></li>
</ul><br />
<u><span style="color: purple;">PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN RABIES</span></u><br />
<ul style="text-align: left;"><li><span style="color: #0b5394;">Pintu pagar bertuliskan AWAS ANJING GALAK</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Anjing dirantai kurang lebih 2M, jika rumah tidak berpagar</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Anjing dibrongsong/dibrangus terutama jika dibawa keluar rumah</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Vaksinasi rabies pada anjing, kucing, kera, peliharaan secara teratur setiap tahun di daerah tertular/endemis rabies</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Dilakukan penangkapan anjing liar/berkeliaran di tempat umum selanjutnya dilakukan pembunuhan</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Memberantas, memusnahkan atau eliminasi anjing liar atau yang berkeliaran dengan menggunakan umpan, misalnya bakso atau ikan yang diberi racun (Strychnine). Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas berwenang.</span></li>
</ul><br />
<strong><u><span style="color: purple;">BAGAIMANA PENANGANAN KASUS GIGITAN...?</span></u></strong><br />
<span style="color: #0b5394;">Setiap kejadian penggigitan oleh hewan penular rabies harus diduga sebagai tersangka rabies. </span><br />
<span style="color: #0b5394;">Tindakan yang harus dilakukan :</span><br />
<span style="color: #0b5394;">Pertolongan pertama penderita gigitan :</span><br />
<ul style="text-align: left;"><li><span style="color: #0b5394;">Luka gigitan dicuci dengan sabun/detergen dan cuci pada air yang mengalir selama 5-10 menit, dikeringkan dan beri yodium tinktur atau alkohol 70%.</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Penderita dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut.</span></li>
</ul><br />
<span style="color: purple;"><u><strong>BAGAIMANA PENANGGULANGAN RABIES DAPAT DILAKUKAN????????</strong></u></span><br />
<ul style="text-align: left;"><li><span style="color: #0b5394;">Kejadian pengigitan dilaporkan ke petugas Dinas Peternakan di tingkat Kecamatan/Kota/Kabupaten atau melalui kader.</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Hewan yang mengigit harus ditangkap dan dilaporkan ke Dinas Peternakan di tingkat Kecamatan/Kabupaten/Kota untuk diobservasi selama 14 hari. Jika mati dalam masa observasi maka kepala anjing tersebut dikirim ke Laboratorium untuk kepastian diagnosa penyebab kematian.</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Apabila dalam masa Observasi 14 hari, hewan tetap hidup maka hewan divaksinasi Rabies dan dikembalikan kepada pemilik atau dibunuh bila tidak ada pemiliknya.</span></li>
</ul><span style="color: #0b5394;">Untuk kegiatan pemberantasan dan penanggulangan Rabies, dibutuhkan pastisipasi masyarakat dalam bentuk :</span><br />
<ul style="text-align: left;"><li><span style="color: #0b5394;">Memelihara anjing hewan lainnya dengan baik dan benar.</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Anjing tidak dibiarkan lepas keliaran, Anjing dirantai di brongos/dibrangus</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Anjing didaftar ke kantor keluarahan / Desa</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Vaksinasi Rabies pada anjing, kucing, kera/monyet peliharaan ke Dinas Peternakan, Pos Kesehatan Hewan atau Dokter Hewan setempat.</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Mambantu kegiatan pemusnahan anjing liar/diliarkan</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Mengurangi sumber makanan bagi anjing liar dengan cara tidak membuang sisa makanan ketempat terbuka</span></li>
</ul><br />
<div style="text-align: center;"><strong><span style="color: purple;">TATACARA MEMELIHARA ANJING YANG BENAR</span></strong></div><ul style="text-align: left;"><li><span style="color: #0b5394;">Anjing sebaiknya dirantai</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Anjing yang dipelihara untuk kepentingan tertentu hendaknya dimasukan ke dalam kandang khusus atau dipekarangan rumah berpagar kuat supaya anjing tersebut dapat melaksankan fungsinta dan tidak mengganggu orang misalnya pejalan kaki.</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Anjing yang dipelihara harus diberi makanan dan perawatan kesehatan yang cukup supaya tidak menyebabkan penyakit yang berbahaya seperti Rabies.</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Anjing divaksin secara teratur setahun sekali</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Anjing liar tidak ada pemiliknya lebih baik dibunuh sehingga populasi anjing tetap terbatas pada yang diperlukan saja</span></li>
<li><span style="color: #0b5394;">Anjing yang dilahiran, jika tidak akan dipelihara dengan baik, harus diserahkan ke Dinas Peternakan setempat.</span></li>
</ul><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</div>UPT.PUSKESWAN.PDGhttp://www.blogger.com/profile/05304976640088111718noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-64211218067955699.post-23989408046459017542011-03-29T17:56:00.000+07:002011-03-29T17:56:07.011+07:00PEMERIKSAAN LABORATORIUM (Feses Rusa)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><strong><span style="color: purple;"><u>Pemeriksaan natif feses</u></span></strong><br />
<ul style="text-align: left;"><li>Jenis sampel : Feses</li>
<li>Tanggal pengambilan sampel 10 maret 2011</li>
<li>Lokasi pengambilan sampel CAS Water park, Cikole, Pandeglang</li>
<li>Jenis hewan : Rusa</li>
<li style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQ2Cy99IUM2ul9DctS2DadihsXA7B2a8V_pvvZYN6XwvNOEx00b0Dkp3F4kL43IgSUXvGdM4LVgjMixdJa4WQYFIHOpl12M1PyJOCmpo-nKcoDs_aS3R5HfPJFhINUukvAjQEiPoM6dA/s1600/rusa2%255B1%255D.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; cssfloat: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="211" r6="true" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQ2Cy99IUM2ul9DctS2DadihsXA7B2a8V_pvvZYN6XwvNOEx00b0Dkp3F4kL43IgSUXvGdM4LVgjMixdJa4WQYFIHOpl12M1PyJOCmpo-nKcoDs_aS3R5HfPJFhINUukvAjQEiPoM6dA/s320/rusa2%255B1%255D.jpg" width="320" /></a>Pemilik : CAS Water Park Cikole Pandeglang</li>
<li style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none;">Jumlah sampel : 6 buah</li>
<li style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none;">Tanggal pemeriksaan : 17 Maret 2011</li>
</ul><div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none;"><br />
</div><div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none;"><span style="color: #cc0000;"><u><strong>Hasil pemeriksaan</strong></u></span></div><ol style="text-align: left;"><li>Semua sampel mengandung telur dan cacing dewasa Triochostrongylus SP.</li>
<li>1 (satu) ekor jantan mengandung telur oesophagustomeum SP.</li>
<li>Jumlah telur dan cacing yang ditemukan sedikit, sehingga rusa tidak menunjukan gajala klinis.</li>
</ol></div>UPT.PUSKESWAN.PDGhttp://www.blogger.com/profile/05304976640088111718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-64211218067955699.post-17455134434570383772011-03-29T12:51:00.000+07:002011-03-29T12:51:22.181+07:00KEGIATAN PELAYANAN PUSKESWAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><ul style="text-align: left;"><li><span style="color: #4c1130; font-family: Verdana, sans-serif;">Kegiatan pelayanan Puskeswan dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar Puskeswan</span></li>
</ul><div style="text-align: left;"><br />
</div><ul style="text-align: left;"><li><span style="color: #4c1130; font-family: Verdana, sans-serif;">Kegiatan pelayanan Puskeswan yang dilakukan di luar Puskeswan dilaksanakan oleh petugas Puskeswan dengan mengunjungi tempat/lokasi yang memerlukan pelayanan kesehatan hewan</span></li>
</ul><div style="text-align: left;"><br />
</div><ul style="text-align: left;"><li><span style="color: #4c1130; font-family: Verdana, sans-serif;">Selain pelayanan melalui kunjungan, dapat pula dilaksanakan melalui pelayanan keliling di wilayah kerja.</span></li>
</ul></div>UPT.PUSKESWAN.PDGhttp://www.blogger.com/profile/05304976640088111718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-64211218067955699.post-85937676497563484272011-03-29T12:40:00.000+07:002011-03-29T12:40:44.568+07:00SUMBERDAYA MANUSIA DAN SARANA PUSKESWAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #cc0000;"><strong>SDM PUSKESWAN PANDEGLANG</strong></span> </span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Kepala : Endang Sutisna</span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Kasubag TU : Hj. Siti Gogon Goniah,S.Ap</span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Dokter Hewan : Drh. Tri Subekti</span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Paramedis : Priatna</span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">THL Paramedis Deptan : Muhaeminah</span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Pelaksana : Dindin Wahidin</span><br />
<br />
<span style="color: #cc0000; font-family: Verdana, sans-serif;"><strong>SARANA PUSKESWAN</strong></span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Bangunan atau sarana fisik</span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Sarana penunjang</span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Peralatan atau perlengkapan kantor</span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Sarana transportasi dan komunikasi</span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Obat-obatan dan vaksin</span><br />
<br />
<span style="color: #cc0000; font-family: Verdana, sans-serif;"><strong>PERALATAN MEDIS</strong></span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;"><u><span style="color: #6aa84f;">Peralatan Klinik</span></u> : Stetoskop, Thermometer, Percusi Hammer, Trocar, Zonde, automatic syringe, Disposible syringe, Tuberculine injection set, Catheter, Drenching gun.</span><br />
<br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;"><u><span style="color: #38761d;">Peralatan Bedah</span></u> : Pinset, Tissue forceps, Dressing forcheps, Scalpel, Dressing scissors, Paragon knife handle, Arteri klem, Cat gut, Needle Suture, Splinter forceps, Long disecting forceps, Glove, Needle holder.</span><br />
<br />
<span style="color: #cc0000; font-family: Verdana, sans-serif;"><strong>PERALATAN LABORATORIUM</strong></span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Mikroskop binokuler</span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Tabung reaksi</span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Rak tabung reaksi</span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Rapid Test AI</span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Botol Spesimen</span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Gelas objek</span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Pipet</span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Centrifuge</span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">Pinset</span><br />
<br />
<span style="color: #cc0000; font-family: Verdana, sans-serif;"><strong>PERALATAN REPRODUKSI DAN KEBIDANAN</strong></span><br />
<span style="color: #351c75; font-family: Verdana, sans-serif;">fingers knife, embryotom, Insemination gun, Tas alat inseminasi, Vagina spiculum, Bordizzo tang, Debeaker.</span></div>UPT.PUSKESWAN.PDGhttp://www.blogger.com/profile/05304976640088111718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-64211218067955699.post-79183186477830383922011-03-29T12:13:00.000+07:002011-03-29T12:13:58.690+07:00ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSKESWAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="color: #741b47; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><strong>Organisasi PUSKESWAN </strong></span><br />
<ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Unsur Tata Usaha</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Unsur Pelaksana yang membidangi : Pelayanan Keswan, kesehatan Masyarakat Veteriner dan refroduksi, dan epidemiologi dan informasi veteriner</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kelompok Jabatan Fungsionl</span></li>
</ul><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span> <span style="color: #4c1130; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><strong>TATA KERJA PUSKESWAN</strong></span><br />
<ol style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskeswan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dalam pelayanan kesehatan hewan di wilayah kerjanya.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penanggungjawab yang membidangi Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan yang meliputi perencanaan keuangan, kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan serta administrasi pelaporan.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penanggungjawab yang membidangi kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner dan reproduksi mempunyai tugas melakukan urusan meliputi pembinaan, pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan kesehata hewan, kesehatan masyarakat veteriner dan reproduksi serta pembuatan rekam medik dan pelaporan kasus penyakit hewan.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penanggung jawab yang membidangi epidemiologi dan informasi veteriner mempunyai tugas melakukan urusan meliputi surveilans dan pemetaan penyakit hewan, pengumpulan dan analisa data yang meliputi kejadian penyakit, kasus kematian, jumlah korban, wilayah yang tertular, pengambilan spesimen dalam rangka peneguhan diagnosa penyakit hewan menular, pengamatan dan pemeriksaan penyakit hewan menular secara klinik, epidomiologik dan laboratorik serta melaporkan kejadian wabah penyakit hewan.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kelompok jabatan Fungsional terdiri dari jabatan fungsional terdiri dari Jabatan Fungsional Medik Veteriner, Paramedik Veteriner dan jabatan fungsional lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Masing-masing kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh seorang Tenaga Fungsional senior yang ditunjuk oleh kepala Puskeswan.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jumlah tenaga fungsional, ditentukan berdasarkan pada kebutuhan dan beban kerja.</span></li>
</ol></div>UPT.PUSKESWAN.PDGhttp://www.blogger.com/profile/05304976640088111718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-64211218067955699.post-61948156203947346782011-03-29T10:58:00.000+07:002011-03-29T10:58:16.135+07:00KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI<span style="color: red;"><u><strong>KEDUDUKAN UPT PUSKESWAN</strong></u></span><br />
<ol><li>Puskeswan merupakan unit kerja yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Dinas Kabupaten/Kota.</li>
<li>Puskeswan dipimpin oleh seorang kepala yang mempunyai latar belakang pendidikan dan berijazah dokter hewan.</li>
<li>Kepala Puskeswan diangkat dan diberhentikan oleh Bupati berdasarkan usulan Kepala Dinas Peternakan.</li>
<li>Kepala Puskeswan berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Kepala Dinas Peternakan.</li>
</ol><br />
<span style="color: red;"><u><strong>PUSKESWAN Mempunyai TUGAS :</strong></u></span><br />
<ol><li>Melakukan kegiatan pelayanan kesehatan hewan di wilayah kerjanya.</li>
<li>Melakukan konsultasi veteriner dan penyuluhan di bidang kesehatan hewan</li>
<li>Memberikan surat keterangan Dokter Hewan, yang berlaku untuk keperluan pembinaan dan pengawasan kesehatan hewan di wilayah kerjanya.</li>
</ol><br />
<span style="color: red;"><u><strong>PUSKESWAN Mempunyai FUNGSI :</strong></u></span><br />
<ol><li>Pelaksanaan penyehatan hewan</li>
<li>Pemberian pelayanan kesehatan masyarakat veteriner</li>
<li>Pelaksanaan epidemiologik</li>
<li>Pelaksanaan informasi veteriner dan kesiagaan darurat wabah</li>
<li>Pemberian pelayanan jasa veteriner</li>
</ol>UPT.PUSKESWAN.PDGhttp://www.blogger.com/profile/05304976640088111718noreply@blogger.com0